Friday, November 2, 2007

Menyoal Sikap dan Perilaku

Istilah sikap merujuk pada evaluasi terhadap berbagai aspek dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka terhadap isu, ide, orang, kelompok sosial dan objek (Fazio & Roskos-Edwolson, 1994; Tesser & Martin, 1996). Sikap tersebut lantas menjadi salah satu ukuran kita melihat bagaimana nantinya individu tersebu berperilaku meskipun terkadang banyak individu yang bersikap ambivalen atau gampangnya tidak bersikap tegas terhadap apapun yang dihadapinya. Fenomena sikap yang ambivalen ini bisa menyebabkan individu mengikuti ritme orang yang menjadi rujukannya atau justru bertolak belakang dengan rujukannya entah apapun itu bentuknya.
Penulis melihat ambivalensi ini terkadang bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan terutama bagi misalnya, politikus, agamawan atau orang yang mengklaim dirinya sebagai agamawan sehingga orang lain yang menjadi pengikutnya bisa dengan mudah dipengaruhi sikapnya dan mengikuti jejak langkah mereka. Contoh yang paling mudah adalah ketika kekerasan muncul sebagai bentuk penolakan terhadap aliran Al-Qiyadah, bisa jadi masyarakat berada pada sikap yang ambivalen antara membakar dan menyerbu markas Al-Qiyadah atau dapat bermusyawarah secara arif. Tetapi nyatanya mereka justru bertindak anarkis dan brutal dan jauh dari klaim ketimuran yang mencerminkan budaya ramah dan kearifan.
Bisa jadi para pemuka agama seperti MUI mempunyai peran besar dalam merubah sikap masyarakat karena terkadang bentuk penerimaan informasi yang tidak utuh menjadi salah satu sebab kenapa masyarakat dapat bertindak melampaui batas humanis.
Seharusnya, sebagai makhluk sosial, siapapun itu bisa mencerna lebih dahulu informasi yang mereka terima yang kemudian dicoba di proses dan akhirnya dapat melahirkan perilaku dan tindakan yang pantas, tidak arogan dan lainnya. Alangkah indahnya kehidupan ini bila semua bisa memahami perbedaan melalui proses diskursus yang arif sehingga nantinya melahirkan masyarakat yang termaktub dalam Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Semoga..

1 Comments:

Blogger uazeen said...

Peran media juga sangat menentukan dalam memperbaik atau justru memperburuk situasi ini,

Kasus seperti ini sebagaimana kita mafhum bukan yang pertama, tapi masih ada satu kata yang tertancap di antara kejadian-kejadian itu: anarkisme, yah masyarakat, kita masih belum bisa belajar banyak, dan tugas kita masih banyak bro!,

keep writing and keep blogging bro,

Salam,
Wazeen

November 2, 2007 at 9:56 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home