Tuesday, July 17, 2007

Hari ke-23

Selasa, tanggal 17 Juli 2007.

Hari ini dimulai dengan aktivitas yang sangat sama dengan hari lainnya, bangun pagi, shalat, mandi dan bersih-bersih. Setelah itu langsung makan pagi. Setelah acara makan pagi, semua menuju reception room wat masuk sesi quit time dan sharing. Sesi ini agak beda karena yang conduct bukan lagi Alex, Fiona or Roshane tapi peserta. Yang berkesempatan kali ini adalah Tui dan Aashil. Tema quit time hari ini lebih pada bagaimana kita melihat orang lain.

Setelah quit time dan sharing kita bersiap wat outing program yaitu kunjungan ke kuil Vietnam Quang Duc sekitar satu jam dari Armagh. Dengan mengendarai tiga buah mobil semua meluncur ke sana. Sampai di kuil dengan udara yang lebih dingin dari hari sebelumnya, kita langsung diterima oleh biksu disana dan langsung menuju ruang sembahyang mereka. Disitu kita diskusi dan mendengarkan paparan sharing beliau termasuk perasaan beliau ketika tidak diperbolehkan masuk ke negaranya sendiri yaitu Vietnam akhir-akhir ini karena dianggap dekat dengan barat dan agen CIA.

Setelah diskusi, semua langsung menuju ruang makan wat makan siang. Menu khas Vietnam kali ini dihidangkan, namanya Spring Roll atau kalau di Indonesia lebih terkenal dengan sebutan Risol. Sambil makan, masing-masing dari kita memperkenalkan diri, dan ketika giliran gw memperkenalkan ternyata dia tanya tentang Borobudur dan kita diskusi tentang Interfaith Dialogue sambil gw menjelaskan tentang acara IYF tahun depan.

selesai itu semua, kita meluncur pulang dan dalam perjalanan gw tidur. Sampai di Armagh, langsung ke reception room dan menariknya ketika itu turun hujan es. Awalnya gw kira itu salju tapi ketika dijelaskan oleh Jim bahwa itu adalah air hujan yang beku ketika turun sehingga menjadi es. Kalau salju turun ke buminya lebih gontai. Setelah itu kita diskusi dengan Rob wat persiapan malam perpisahan Kamis malam nanti. Sesi selanjutnya yaitu Discover the Other. Sesi ini membahas tentang bagaimana kita membangun relationship terutama dengan empat kuncinya diantaranya yaitu stepping out from your comfort zome (keluar dari zona nyaman), listening, memulai dengan what is right dan mulai dengan diri sendiri.

Setelah sesi selesai, kita nyiapin makan malam dan persiapan wat sesi selanjutnya yaitu sesi Screening film The Imam and the Pastor. Setelah makan malam screening dimulai. Peserta sekitar dua puluh orang hingga tiga puluh orang. Film yang sangat bagus, dan setelah itu ada sharing dengan David Vincent, mahasiswa asal Sudan yang dua tahun lalu ikut LMC dan kemudian bertekad dan berinisiatif membangun rekonsiliasi antara Sudan Utara dan Sudah Selatan. Dia memperoleh penghargaan dari pemerintah Victoria dan sekarang bersama teman muda dari Sudan dia berusaha membuka dialog guna menyelesaikan konflik berkepanjangan di Sudan. Sharing yang sangat kuat dan inspiring tentunya.

Setelah selesai sesi ini, gw ngobrol denga Paulie, kemudian dikenalin kawan Indonesia yang tetangganya Liz, yaitu Lioni. Dia asal Solo dan sekarang sedang menunggu untuk memperoleh Permanent Resident dari Australia dan profesinya sekarang adalah Nurse karena dia meninggalkan studi Master bidang ITnya untuk kemudian mengambil studi nurse. Kita diskusi tentang Interfaith Dialogue dan possibilitynya di Indonesia dan gw mengamini serta menjelaskan bahwa IofC Indonesia akan menyelenggarkan IYF tahun depan. Kemudian kenalan juga sama Rachel Mumuy atau Aisah karena dia seorang muallaf dan pernah tinggal selama enam bulan di Aceh pasca Tsunami. Sangat lancar berbahasa Indonesia dan dia merasa terkesan dengan masyarakat Indonesia yang menurut dia sangat baik dan ramah serta perhatian terutama kepada dia. Kata-kata dia membuat gw semakin bangga bahwa bangsa gw memang bangsa terbaik terutama wat gw sendiri.

Pengalaman yang mengasyikkan malam ini. Setelah cek email sebentar, lantas langsung kembali ke kamar wat melanjutkan perjalanan ke negeri mimpi. Salam

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home