Banyak pelajaran yang bisa diambil...
Memang perjalanan ke negeri orang itu banyak memberikan pengetahuan yang tidak akan pernah terbayangkan sebelumnya. Sungguh kita bisa melihat kelebihan dan kelemahan kita dengan berkaca diri dengan orang lain yang tentunya tidak sebangsa dengan kita. Perbedaan yang cukup terasa ini banyak merefleksikan keadaan aktual yang terjadi di tengah-tengah kita.
Banyak hal yang menjadi masukan bagi kita, kaum muda Indonesia. Setidaknya, hal kecil yang bisa kita lakukan walaupun itu tidak dapat mempengahui orang lain, tapi bisa mempengaruhi diri kita sendiri dan tentunya tidak merugikan orang lain. Ak melihat begitu menghargainya mereka terhadap aturan main yang mereka buat sendiri. Dalam satu diskusi, seorang kawan mengatakan, kalau mereka disini hidup bukan taat terhadap agama mereka, tapi taat terhadap hukum. Ak hanya bisa tersenyum. Tapi memang dalam hati, ak terus bertanya, apa iya seperti itu? apa memang wujudnya begitu? dan banyak hal.
Akhirnya banyak jawaban yang bisa kutemukan disini. Ya memang mereka sangat taat terhadap hukum yang mereka buat dengan goretan tangan mereka sendiri. Agama menjadi landasan hidup privasi mereka yang orang lain tidak ada urusan dengannya, tapi kalau hukum, ya memang itu selalu berkaitan dengan orang lain, dan sekali mereka mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain dengan cara apapun, maka hukum akan berbicara dengan bahasa hukum itu sendiri.
Lain halnya dengan kepemilikan dan kebersamaan. Ternyata nilai kepemilikan bagi mereka itu sangat berharga, sehingga apapun yang berhubungan dengan peruntukan publik harus dijaga bersama sehingga semua dapat menggunakannya dengan sangat nyaman dan menghargai orang lain. Muara dari ini semua setidaknya akan memunculkan rasa kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang utuh. Menghargai orang lain, berarti menghargai diri sendiri.
Banyak hal yang menjadi masukan bagi kita, kaum muda Indonesia. Setidaknya, hal kecil yang bisa kita lakukan walaupun itu tidak dapat mempengahui orang lain, tapi bisa mempengaruhi diri kita sendiri dan tentunya tidak merugikan orang lain. Ak melihat begitu menghargainya mereka terhadap aturan main yang mereka buat sendiri. Dalam satu diskusi, seorang kawan mengatakan, kalau mereka disini hidup bukan taat terhadap agama mereka, tapi taat terhadap hukum. Ak hanya bisa tersenyum. Tapi memang dalam hati, ak terus bertanya, apa iya seperti itu? apa memang wujudnya begitu? dan banyak hal.
Akhirnya banyak jawaban yang bisa kutemukan disini. Ya memang mereka sangat taat terhadap hukum yang mereka buat dengan goretan tangan mereka sendiri. Agama menjadi landasan hidup privasi mereka yang orang lain tidak ada urusan dengannya, tapi kalau hukum, ya memang itu selalu berkaitan dengan orang lain, dan sekali mereka mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain dengan cara apapun, maka hukum akan berbicara dengan bahasa hukum itu sendiri.
Lain halnya dengan kepemilikan dan kebersamaan. Ternyata nilai kepemilikan bagi mereka itu sangat berharga, sehingga apapun yang berhubungan dengan peruntukan publik harus dijaga bersama sehingga semua dapat menggunakannya dengan sangat nyaman dan menghargai orang lain. Muara dari ini semua setidaknya akan memunculkan rasa kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang utuh. Menghargai orang lain, berarti menghargai diri sendiri.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home